Wednesday, June 20, 2007

Adilkah?

Pada setiap daun yang jatuh ke bumi dan air yang tertumpah dari langit akan ada sesuatu yang mengiringinya. Pada setiap apapun yang terjadi di dunia nisbi ini selalu ada sesuatu yang menyertainya. Apatah itu baik atau buruk tidak dapat dinilai oleh mata dunia. Telah ada sudut pandang terdalam yang disediakan untuk memahami semua detak kehidupan. Namun, terkadang manusia enggan mencarinya. Karena letaknya yang sangat dalam, yang tak terjangkau oleh otak dunia.

Belakangan riuh rendah dibicarakan tentang ketidakadilan di negeri ini. Mulai dari harga minyak goreng yang menjulang. Sampai-sampai membuat ibu-ibu harus mengantri beratus meter hanya untuk mendapatkan minyak goreng yang harganya jauh di bawah pasaran. Ternyata masih saja ada orang-orang yang membeli minyak goreng itu dengan jumlah besar untuk dijual kembali. Harganya? Entahlah, tapi pastinya ada cost untuk membayar peluhnya ketika mengantri. Akhirnya, harga minyak mahal lagi dan ibu-ibu hanya bisa menghela nafas, pasrah.

Sekarang sedang ramai dibicarakan tentang aksi Abu Dujana, cs yang secara sepihak oleh Polri telah divonis salah. Padahal, ada banyak misteri di balik itu. Mereka korban konspirasi-kah? Atau mereka hanya dijadikan kambing hitam? Allahu’alam. Namun, yang pasti saat ini Abu Dujana sedang mengajukan gugatan praperadilan terhadap Kepala Polri. Ada yang tidak beres dengan prosedural penangkapan. Bukan karena kesalahannya beliau diperlakukan seperti warga kelas dua, tapi ada sentimen negatif terhadap gerakan Islam. Mengapa? Karena para koruptor tidak diperlakukan seperti mereka.

Keadilan adalah hal yang sulit untuk diberikan dan dirasa ketika masing-masing dari kita melihat segala sesuatu dari kacamata dunia. Makanya kenapa ada tawakal setelah ikhtiar adalah untuk membantu manusia menemukan makna keadilan sebenarnya. Manusia yang bisa menemukan hakikat ini tidak akan pernah merasa diperlakukan tidak adil karena keyakinan bahwa semua ketidakadilan ini akan berakhir dengan baik dan benar. Jika tidak di dunia, kelak di akhirat semua urusan akan diluruskan.

Bermuamalah dengan manusia membutuhkan perhatian serius karena satu tuntutan saja dari manusia yang tidak ridho kepada kita akan menjauhkan kita dari syurga. Dalam fiqh prioritas disebutkan bahwa hak Allah diatur dengan toleransi namun, hak manusia lain atas diri kita diatur dengan sangat ketat. Itulah mengapa dalam beribadah ada rukhsah, tapi tidak dengan utang-piutang. Maka, berhati-hatilah…

Sejauh apa pemahaman dan ikhtiar untuk berlaku adil akan menentukan nilai manusia di hadapan Allah. Namun, ini bukan hanya tentang adil dan tidak, melainkan tentang hakikat keikhlasan dan tawakal yang mendalam ketika melenggang di dunia nisbi ini.

200707

-sedang belajar utk ikhlas-