Sunday, August 12, 2007

Ruang Jiwa

mind and soul.keduanya sangat terkait erat, saling mempengaruhi.tapi,mana yang duluan? pikiran yang mempengaruhi jiwa atau sebaliknya? atau mungkin tidak ada hierarki antara mereka karena keduanya berjalan paralel. jika salah satu di-shut down, yang lainnya akan mati. bukan kematian fisik dimana ruh meninggalkan jasad, tapi kematian hati.

dunia dengan segala penatnya memang hanya bisa dijalankan oleh makhluk bernama manusia, yang memiliki dua kekuatan itu. dengan pikiran ia bisa menjelma menjadi diktator rakus tapi jiwa menyeimbangkan perilakunya itu. tapi hidup hanya dengan jiwa, juga tidak akan cukup kuat untuk menopang kehidupan. karena itu kenapa sebuah aktivitas vertikal menjadi kebutuhan mendasar manusia. ada ruang jiwa yang harus dipenuhi.

ruang jiwa memiliki beberapa tingkat, tergantung pada tingkat aktivitas vertikal. hubungan manusia dengan Allah. keluasan dan kematangan ruang jiwa ini sangat mempengaruhi interpersonal. selain itu semua hal ini akan memancarkan kematangan atau kedewasaan. so, orang-orang yang nyaris paripurna itu adalah orang-orang berjiwa 'ke langit'.

bagaimana cara mendeteksi orang-orang seperti ini? apakah dari rona mukanya? dari pemikirannya? dari tulisannya? dari behave-nya? tidak juga. don't judge book by its cover. penglihatan mata itu semu. pendeteksian itu tidak dirasakan oleh indera manusia, tapi oleh hati. abstrak memang, tapi 'melihat' dengan cara seperti ini jauh lebih aman untuk aktivitas horisontal. pada akhirnya, soul memang akan menjadi lebih penting.

...am i wrote too much??

Thursday, August 2, 2007

Kepergian

Seperti saat ketika daun harus berguguran, maka pohon tunduk pada ketetapanNya. Pangkal daun yang telah kehilangan tekanan akibat hilangnya sejumlah air pasti akan meranggas dan tidak dapat diundur meski beberapa milisekon saja. Perjalanan itu dimulai dari hijau rindang, kemudian bermunculan apel merah yang ranum. Namun, tak lama kemudian digantikan kuning coklat yang kering hingga akhirnya semua daun hilang.

Menjelang akhir dari kehidupannya tahun ini ketika hawa dingin mulai menyergap di bulan Desember, pohon telah bersiap-siap. Ia telah mempersiapkan semua bekal di bawah tanah. Di permukaan tanah ia mungkin saja mati tapi ternyata tidak. Ia hanya beristirahat sejenak. Setelah empat bulan terlewati dengan perjuangan yang luar biasa, tubuhnya dihangatkan oleh mentari pagi. Seluruh sel dalam tubuhnya mulai bereaksi dan beroperasi. Memulai rencana baru pada awal musim baru.

Tak hanya pohon ini yang mulai menata wajahnya, tapi seluruh penduduk desa. Selama empat bulan ke depan yang ada hanyalah kerja keras. Tak lama berselang hijau rindang tubuhnya mulai terlihat diikuti dengan noktah-noktah merah dari kejauhan. Musim panen tiba dan tak hanya pohon yang bersukacita melainkan seluruh penduduk desa. Saat-saat ini adalah bergelimangnya kenikmatan hidup. Merasa lebih hidup karena hidupnya mampu menghasilkan sesuatu untuk orang lain.

Memasuki bulan ke-9 dalam perjalanan tahunan, pohon merasakan panas yang luar biasa hebat. Ia merasa seolah-olah seluruh tubuhnya mengering karena air hilang dari tubuhnya bahkan dari tanah tempat ia berdiri. Sungguh kondisi yang sangat tidak mengenakan. Ia mulai melihat dirinya tak berguna karena kehijauan yang menyejukkan mata telah hilang. Ia merasa was-was, ketakutan jika memang ternyata ia tak lagi berguna.

Namun, keesokan harinya satu-dua burung mulai hinggap di dahannya dan semakin hari semakin banyak. Burung-burung itu membuat sarang pada dahan pohon itu. Sekali lagi pohon merasa bahagia. Ketakutannya telah pupus begitu medengar kicauan anak burung sepanjang harinya. Baginya itu adalah nyanyian kehidupan.

Tak lama juga ia menikmati itu semua karena berikutnya ia harus melepaskan seluruh daun dari tubuhnya. Bersamaan dengan itu, burung-burung itu pergi. Sedih sekaligus bahagia karena bisa menyertai tumbuh kembang anak burung menjadi burung dewasa. Sekali lagi ia merasa bahagia. Dan pada akhir kehidupannya tahun ini, kembali ia terlelap dalam tidur panjangnya. Harapannya hanya satu agar kelak esok ia dibangunkan untuk memulai tahun yang baru. Jika tidak ia tetap berharap bahkan ketika ia tidur untuk selamanya ia tetap dapat berguna.

Tak salah rasanya jika berharap untuk bisa hidup seperti pohon. Meski seringkali ia merasakan kepergian apa-apa yang ia cintai. Ia telah memahami dengan bijak arti ditinggalkan dan keputusan arif untuk meninggalkan. Karena ia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk beradaptasi dan mentransformasikan diri agar tetap berguna.

Fase kehidupan akan terus bergulir. Tingkat kesulitannya pun akan meningkat seiringan dengan mutu hidup yang dimiliki sang makhluk. Dimana pun kelak sang makhluk ditempatkan, usaha luar biasa untuk menjadi berdayaguna adalah inti kehidupan. Kepergian pada akhir satu fase merupakan keniscayaan karena segala makhluk yang ada di bumi akan musnah kecuali Dzat Yang Maha Kekal.

160707
Ready or not...

Stagnasi

Kelak ketika senja datang sang surya akan tenggelam. Bukan tak ingin lagi membagi tentang apa yang dimiliki. Tidak juga hendak lari dari takdir yang ditetapkan. Bahwa ia dicipta untuk menghangatkanmu. Ia tetap di sana sebagaimana biasanya. Hanya saja kini ia ada untuk bumi seberang.

Keberadaannya terasa nyata, persis ketika kau kehilangan sinarnya. Berharap kelak esok ia akan datang lagi dan memberikan secercah sinar harapan untuk hidup. Kini di dalam kesunyian cahaya, kerinduan tentang kokokan ayam dan kicauan burung membuncah. Menjadi sebuah asa untuk tetap melangkahkan nafas pada tarikan berikutnya. Juga merangkai rencana hidup lebih baik.

Malam menjadi sebuah perjalanan panjang yang senantiasa digelayuti tanya, akankah aku disampaikan pada surya terbit? Diberikan kembali kesempatan untuk meningkatkan mutu hidup yang cuma sekali ini. Kerelaan dan keikhlasan atas hidup tadi siang dilepaskan. Seiringan dengan do’a dan harapan agar kelak dapat bertemu kembali, namun ternyata masih ada yang tertinggal.

Saat penantian itu adalah saat pengujian. Apakah ia ditemani dengan kesabaran dan keikhlasan ataukah hanya angan-angan dan prasangka belaka. Tentang bagaimana penantian itu dilalui akan menunjukkan kualitas usaha saat esok tiba. Namun, ternyata masih ada yang tertinggal di alam jiwa.

Ketakutan akan kehilangan lagi sinar dan kehangatannya. Itu yang tertinggal. Sehingga langkah kaki menjadi tertatih-tatih dan seringkali terhenti. Melemparkan semua pertanyaan kosong yang tidak berjawab. Menghabiskan energi untuk stagnasi. Sehingga semua asa yang telah ditanam sia-sia dan langkah kaki itu tetap di tempat. Karena sebentar lagi surya akan tenggelam.

150707
Ini adalah ketetapanNya...tapi, bukan untuk diratapi !

Thursday, July 19, 2007

Bunga dan Kupu-kupu

Bunga ’Selamat Datang’. Itu sebutan untuk bunga berwarna merah muda yang selalu hadir di awal tahun ajaran. Bunga ini ada di gerbang depan (selatan) dan dekat perpustakaan pusat (daerah belakang-utara) di kampus ganesha. Nama sebenarnya tidak pernah ada yang mencari. Mungkin karena bunga ini sudah terkenal dengan namanya, selamat datang; selamat berjuang!. Bunga ini diperuntukkan untuk mahasiswa baru. Tapi, bisa juga untuk mahasiswa lama yang dituntut untuk memperbarui semangatnya agar terus berusaha cepat lulus. Untuk mereka, selamat datang asa baru!

Bunga ini tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan membentuk rangkaian panjang dari ujung kiri ke kanan. Seperti layaknya sebuah gerbang yang menyapa di atas kepala. Bunganya kecil-kecil, tidak seperti mawar atau tulip. Namun, mereka tetap cantik dan menawan. Indah dipandang mata. Apalagi jika melewati gerbang bunga ini di pagi hari pertama kuliah. Subhanallah, perpaduan yang sempurna antara kabut sisa semalam dan semburat mentari pagi. A new day has come!, mungkin begitu kata mereka.

Dua sampai tiga bulan setelah Bunga Selamat Datang bermekaran, kini tiba waktunya bagi bunga-bunga kuning yang berlokasi di tengah kampus. Entah nama mereka sebenarnya apa. Mereka segolongan dengan kamboja. Bunga berwarna kuning; bunga persahabatan. Mereka berbeda dengan bunga merah muda tadi, bunga persahabatan ini berdiri sendiri-sendiri. Mereka memiliki pohon yang berbunga pada 4 atau 5 dahannya. Bunga ini menghiasai taman di antara dua gedung di sisi barat dan timur. Konsep yang menarik: keseimbangan.

Merupakan sebuah kenikmatan yang patut disyukuri karena masih diberikan kesempatan untuk merasakan mekarnya Bunga Selamat Datang dan Bunga Persahabatan pada tahun ke-5 ini. Semoga ini yang terakhir sehingga bisa melihat keindahan mekar bunga-bunga yang lainnya.

Kembali pada masa ini 3 tahun yang lalu dengan latar suasana yang masih sama, terkenang tentang kisah seorang kakak, sahabat, dan guru; Sigit Firmansyah S., alm. Rasanya semua orang di kampus ganesha mengenal beliau. Semua pun akan mengenang beliau sebagai sosok yang nyaris sempurna dari segala sudut ke-manusiaan-nya. Ketundukan sebagai hamba Allah yang paripurna (insyaAllah), selama hidupnya hingga khusnul khotimah di akhir usia dengan lafaz, Allah... Orang baik akan diiringi oleh semerbak harum dan cahaya saat malaikat pencabut nyawa datang.

Arti perjuangan dan totalitas telah diajarkan tepat di depan tempat mekarnya Bunga Persahabatan. Pembelajaran menjadi orang yang lebih baik dan lebih bermanfaat dilalui dengan menghabiskan masa untuk persiapan OSKM (penerimaan mahasiswa baru). Masa itu begitu heroik. Seorang Sigit telah menjadi guru yang mengajarkan lewat perilaku, bukan kata-kata. Hampir setiap hari kami rapat di tempat ini, karena itu melihat kupu-kupu berseliweran bukanlah hal yang sulit. Meskipun saat itu adalah masa dimana komitmen dan niat diuji, namun semua terasa ringan. Mungkin karena ditemani bunga, kupu-kupu, dan sahabat-sahabat...

Bunga, kupu-kupu dan orang baik. Adakah hubungan antara mereka?
Dua hari yang lalu, di dalam angkutan umum ada seorang perempuan berumur 14-15 tahun. Mungkin beliau anak SMP. Berjilbab rapi dan bersahaja. Wajahnya sangat teduh. Ada hal yang lebih menarik, sewaktu beliau naik, ada kupu-kupu yang juga ikut naik. Kupu-kupu itu terbang bolak balik di atas kepala perempuan tadi. Subhanallah, apakah kupu-kupu itu bisa memindai kebaikan orang?

Logikanya, kupu-kupu selalu terbang menuju bunga karena ada makanan disana. Bunga yang beraneka warna menjadi pendukung agar kupu-kupu tadi terbang ke arah sana. Itu sunatullah. Bunga adalah analogi yang sesuai untuk segala sesuatu yang sifatnya baik, tak terkecuali manusia. Jadi, jika ada kupu-kupu yang terbang bolak balik di sekitar kita, apakah itu pertanda bahwa kita adalah orang baik?? Mungkin ini patut untuk dijadikan bahan evaluasi diri. Tapi, yang pasti bukan karena kupu-kupu-nya nyasar kali ya...=)

190707
Begitu indah untuk disesali...

Monday, July 16, 2007

Mendidik Masa Depan

Semoga tak akan pernah terlepas dalam benak setiap jiwa pembaharu, pikiran untuk memperbaiki bangsa ini. Pembicaraan mengenai masalah bangsa tidak akan pernah habis. Bahkan bisa jadi seperti memasuki lingkaran setan yang tak berujung. Meskipun kini banyak talkshow di TV bertemakan perbaikan kondisi atau pencarian solusi terhadap masalah bangsa, namun pada akhirnya cacian yang terlontar atau bahkan sindiran yang tak patut. Tapi, masalah-masalah ini memang tetap harus dibicarakan agar rumusan solusi didapat.


Bisakah pensolusian itu didapat ataukah hanya permainan politik dan ajang unjuk gigi saja? Tanpa ada langkah konkrit untuk memperbaikinya sehingga pada akhirnya rakyat menjadi penonton abadi yang tak pernah merasakan arti keadilan dan kesejahteraan.


Solusi masalah bangsa : perbaikan golongan tua atau pengkaderan generasi muda. Dua-duanya masih mungkin untuk dilakukan. Hanya saja, effort untuk poin pertama akan lebih besar dibanding kedua. Perbaikan mindset golongan tua membutuhkan kecerdasan luar biasa karena biasanya golongan tua merasa dirinya lebih banyak makan garam kehidupan. Mindset golongan tua adalah apa-apa yang telah ditanamkan oleh Orba.


Oleh karena itu, cara lain yang harus diusahakan adalah pengkaderan generasi muda. Meskipun kini mereka dicekoki oleh gelombang pemikiran dan gaya hidup barat (baca:ghazwul fikr/perang pemikiran) oleh seluruh media kehidupan, masih ada setitik harapan. Penyelamatan mereka dari perang era baru ini masih memungkinkan, selama para jiwa pembaharu dapat mempertahankan idealisme dan keyakinan ketika bersentuhan langsung dengan generasi muda ini. Untuk kemudian menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran hakiki untuk mengantarkan mereka kembali kepada fitrahnya. Islam.


Hal lain terkait dengan pengkaderan generasi muda adalah pendidikan terhadap anak-anak kita. Karena mereka-lah masa depan bangsa ini. Pendidikan yang diberikan harus mampu menciptakan manusia yang seutuhnya, lahir batin, intelektual-spiritual. Pendidik sesungguhnya adalah orang tua. Sekolah atau lembaga pendidikan lainnya hanya sebagai tools pembantu dalam mengenalkan berkehidupan sosial. Selebihnya adalah peran orang tua.


Mendidik anak adalah mendidik masa depan bangsa. Pendidikan untuk para pemimpin bangsa tidak bisa mengandalkan tenaga pengajar yang hanya berinteraksi selama 2-3 jam di kelas, melainkan membutuhkan pengajar abadi yaitu orang tua, ayah ibu. Mereka akan menyerap pelajaran seperti apa yang dicontohkan oleh pengajar abadi-nya bukan diperintahkan. Selain itu dibutuhkan syarat tambahan yang mutlak yaitu kasih sayang.


Wajar bila orang tua mencintai anak-anaknya, tapi kita patut miris melihat kondisi sekeliling. Banyak sekali anak kecil yang harus berkeliaran di jalan demi sekeping uang logam. Sedangkan orangtua mereka mengawasi di sisi jalan. Benarkah anak-anak itu dicintai? Ini adalah PR besar untuk kita karena mereka juga akan menjadi bagian dari masa depan bangsa ini. Allahu’alam.


130707
kelak, jika diperkenankan.