Wednesday, March 7, 2007

Laki-laki dan Ego

Aktivitas di kampus memberikan sebuah proto-type kehidupan sosial. Berinteraksi dengan sesama manusia dalam rangka mencapai sebuah tujuan, untuk mempermudahnya dibentuklah organisasi. Di dalam organisasi tersebut berbaurlah orang-orang dengan berbagai karakter, tujuan, motivasi dan pastinya berbeda jenis. Dalam hal ini keberadaan laki-laki dan perempuan menjadi sebuah sistem kesetimbangan yang akan menstabilkan jalannya sebuah organisasi.

Berdasarkan pengalaman beraktivitas di lingkungan kampus khususnya kemahasiswaan, ada fenomena yang unik dan aneh. Disini aura politik lebih kental terasa dicampur dengan usaha-usaha pelayanan dalam rangka menjalankan amanah dan karena sebuah misi utama. Terlepas dari adanya tarik-ulur politis yang terjadi di kampus antara berbagai kepentingan, di tempat ini terdapat keseimbangan eksistensi antara laki-laki dan perempuan. Namun, yang unik dan aneh adalah dari tahun ke tahun porsi tanggung jawab terhadap wilayah kerja masing-masing bergeser secara drastis.

Kenapa unik dan aneh?? Organisasi yang bergerak di wilayah ini pastinya berbau politik dan biasanya wilayah ini digemari oleh laki-laki. Namun, entah mengapa belakangan terjadi ketimpangan. Wilayah politik dan logistik secara wajar menjadi porsi laki-laki karena fitrah yang telah Allah berikan, sedangkan fungsi perempuan di sana adalah sebagai pengkader. Dengan begitu terjadi kesetimbangan.

Tahun ini fenomena unik dan aneh itu terus menguat. Dari peristiwa yang teramati, ada sebuah usaha 'pelepas tangan'-an dari para laki-laki terhadap wilayah kerja-nya yang wajar itu. Pernah membayangkan jika seorang penasihat pribadi calon pemimpin sebuah organisasi itu adalah perempuan?? Dimana sang penasihat pribadi ini kemudian memberikan political advice, mengatur jadwal, bahkan mengarahkan paradigma pikir sang calon tadi. Isn't it weird?

Ada lagi, beberapa waktu ini, para laki-laki menyerahkan tugas logistik seperti buat baligho kepada perempuan. Sedangkan ketika dicek ternyata keberadaan para laki-laki itu ada di sekitar kampus. So, where are they? What did they do?.

Satu lagi, beberapa waktu lalu, ketika mengadakan perjalanan politik ke Jakarta, para perempuan dibiarkan pulang sendirian dengan sebuah mobil tanpa penjagaan. Di dalam mobil tersebut perempuan semua, tentunya. Saat itu alasan yang diberikan para laki-laki adalah keamanan akan terjamin karena ada perempuan yang lebih senior. Lalu, ketika si perempuan senior ini pulang sendirian setelah mengantarkan, beliau dalam penjagaan siapa?? Aneh!

Beberapa fenomena ini mungkin tidak aneh karena bisa jadi inilah saatnya perempuan diberikan wilayah gerak yang lebih luas. Tapi, benarkan karena itu? Atau karena laki-laki dan ego-nya. Ego untuk mempertahankan posisinya berada 'di gua' dan enggan melihat sekitar. Secara psikis perempuan diberikan kelebihan dalam 'merasakan' lingkungan sekitar. Jadi, ketika melihat ada tugas yang seharusnya dikerjakan para laki-laki langsung diambil oleh mereka. Juga ketika melihat ada adik kelas yang membutuhkan tempat untuk mencurahkan dan berdiskusi. Padahal adik kelas-nya itu laki-laki. So, where are u,guys?

Ada kesalahan dalam memahami eksistensi masing-masing individu dan dibiarkan berlarut-larut. Berdasarkan apa-apa yang pernah saya alami, jika hal ini terus dibiarkan segalanya akan hancur. Bisa jadi sudut pandang yang saya pakai untuk melihat fenomena-fenomena tadi salah. Tapi, paparan tadi menunjukkan bahwa laki-laki dan ego adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Secara positif ego ini merupakan salah satu kekuatan utama untuk menjadi qawwam (pemimpin) di lingkungannya, asalkan tepat pemakaiannya. Jadi, sebenarnya tidak ada yang salah dengan laki-laki dan ego. Juga tidak ada yang salah dengan peluasan wilayah gerak perempuan, hanya saja jangan kebablasan karena masing-masing telah diciptakan sesuai fitrah-nya. Wallahu'alam,

080307
Kita memang beda!!

5 comments:

Trian Hendro A. said...

ini protes atau aktualisasi bu?

kalo ada laki-laki yang melakukan 'pekerjaan perempuan', protes juga?

Galuh S Indraprahasta said...

Wanita juga punya ego. Toh ga semua laki2 gitu. Gimana kalo saya buat tulisan ttg wanita juga =)

ratih putri said...

pro trian:
bukan protes, tp ini surat terbuka.
bingung... fenomena di kampus bs buat pusing 7 keliling.aneh tapi nyata,,ga percaya??liat aja sendiri...
"kalo ada laki-laki yang melakukan 'pekerjaan perempuan', protes juga?"-->konteks tulisan sy bukan seperti ini.bukan karena perempuan ngerjain tugas laki-laki tp karena laki-laki-nya 'menghilang'!

pro galuh:
tidak ada yg salah dgn laki-laki dan ego.juga tidak ada yg salah dgn wanita dan ego.tp kalo udah salah penempatan,gimana??
tulisan ttg wanita-nya ditunggu...

pro all:
piss!!no offense...

Adit-bram said...

lelaki menghilang?
menarik...ko bisa???

mungkin lelakinya sibuk di "wilayah tak kasat mata" (hanya sebuah praduga positif)

wallahua'lam

salam kenal

-alhamdulillah terlahir sebagai lelaki-

Lucky said...

mungkin berhubungan, sedikit...(sorry gaptek, ga tau gimana cara langsung nge-link dari comment):http://indoprogress.blogspot.com/2007/03/perempuan-dan-politik.html